Dalam rangka terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia pendidik, SMKN 1 Labuan Bajo menyelenggarakan Workshop Peningkatan Kompetensi Tenaga Pendidik SMKN 1 Labuan Bajo. Kegiatan ini berlangsung di Aula SMKN 1 Labuan Bajo dari tanggal 24 hingga 26 Juni 2025, diikuti oleh 92 guru dengan antusiasme tinggi, dari pukul 08.00 hingga 15.00 WITA setiap harinya.

Workshop ini menghadirkan dua narasumber berkompeten: Bapak Floresianus Sudirman, S.Pd., Pengawas Pembina SMKN 1 Labuan Bajo (yang juga menjabat sebagai Kepala SMKN 1 Labuan Bajo periode 2007-2011), serta Bapak Wilhelmus Sabatani Jangku, S.Kom., M.Kom., Dosen Program Studi Diploma III Teknologi Informasi eLBajo comodus Labuan Bajo. Kegiatan ini dipandu oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Bapak Yohanes Juman, S.Pd.

Kepala SMKN 1 Labuan Bajo, Ibu Viktoria Timung Wulang, S.Pd., menegaskan komitmen sekolah terhadap peningkatan kualitas guru. Beliau mengutip pernyataan Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (Kabid GTK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Ibu Maria Y. S. Kiak, S.Kom., M.I.T., akrab disapa Bu Ninik, yang menekankan bahwa tidak ada masa libur bagi guru dan tenaga kependidikan. Sebaliknya, waktu tersebut harus dimanfaatkan untuk kegiatan pengembangan kompetensi. Pernyataan ini disampaikan Ibu Kabid GTK, Bu Ninik dalam pertemuan daring dengan sejumlah kepala sekolah minggu lalu.

Pada sesi tanggal 25 Juni 2025, Bapak Floresianus Sudirman, atau akrab disapa Pak Flori, memberikan paparan mendalam mengenai Transformasi Pendidikan di Indonesia, dengan fokus utama pada Pembelajaran Mendalam (PM). Beliau mengulas Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam yang baru saja disusun oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia pada Februari 2025, menjadikannya landasan krusial bagi upaya peningkatan kualitas pendidikan nasional.

Pak Flori menjelaskan bahwa Pembelajaran Mendalam adalah sebuah pendekatan inovatif yang dirancang untuk mengatasi krisis pembelajaran dan memenuhi kebutuhan kompetensi abad ke-21. Pendekatan ini bertujuan untuk menstimulasi keterampilan berpikir tingkat tinggi, mendorong penerapan pengetahuan dalam konteks nyata, serta menciptakan proses belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menyenangkan. Mengutip naskah akademik tersebut, "Pembelajaran Mendalam didefinisikan sebagai pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik dan terpadu.

Lebih lanjut, Pak Flori menegaskan bahwa PM bukanlah kurikulum baru, melainkan sebuah pendekatan yang berfungsi menguatkan proses pembelajaran yang telah ada. Ia menyebutkan bahwa pendekatan serupa, seperti Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) sejak 1970-an, Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), hingga Contextual Teaching and Learning (CTL), telah diperkenalkan di Indonesia. Namun, berbagai kendala dalam konsep dan implementasinya masih ditemui. Oleh karena itu, PM diharapkan menjadi fondasi utama dalam peningkatan proses dan mutu pembelajaran. 

Kerangka kerja PM, seperti yang diuraikan oleh Pak Flori, terdiri dari empat komponen kunci: dimensi profil lulusan, prinsip pembelajaran, pengalaman belajar, dan kerangka pembelajaran. Profil lulusan PM mencakup delapan dimensi kompetensi, yaitu keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi. Prinsip PM secara khusus menekankan pembelajaran yang berkesadaran (mindful) bermakna (meaningful), dan menggembirakan (Joyful)

Dalam konteks implementasi, Pak Flori menyoroti peran sentral guru. Ia mengutip rekomendasi naskah akademik yang menekankan pentingnya "pengurangan beban mengajar dan penetapan alokasi waktu untuk materi interdisipliner agar implementasi PM dapat berjalan secara efektif." Hal ini berarti kewajiban mengajar 24 jam bagi guru harus mencakup tidak hanya kegiatan tatap muka di kelas, tetapi juga aktivitas di luar kelas yang mendukung penerapan PM. Oleh karena itu, diperlukan penataan ulang materi esensial dalam Capaian Pembelajaran agar guru dapat mengimplementasikan PM secara optimal. 

Sesi dilanjutkan dengan ajakan Pak Flori kepada seluruh guru untuk segera mengimplementasikan Pembelajaran Mendalam dalam rencana pelaksanaan pembelajaran atau modul ajar mereka. Penyusunan modul ajar berbasis PM akan dilakukan dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan setiap perwakilan MGMP akan mempresentasikan hasil diskusi pembuatan RPP/modul ajar.

Pada tanggal 26 Juni 2025, giliran Bapak Wilhelmus Sabatani Jangku, yang akrab disapa Pak Wili, membawakan materi tentang Coding dan Kecerdasan Buatan (AI). Pak Wili menjelaskan bahwa Coding adalah proses menulis instruksi atau perintah dalam bahasa pemrograman. Ia menekankan signifikansi coding bagi guru karena dapat membantu siswa berpikir sistematis, memahami logika, mendorong kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah, serta mempersiapkan mereka menghadapi tantangan dunia kerja digital.

Dalam workshop ini, tenaga guru SMKN 1 Labuan Bajo diajak untuk langsung mempraktikkan penggunaan beberapa bahasa pemrograman populer seperti Python, JavaScript, Java, Scratch, serta HTML & CSS. Selain coding, Pak Wili juga memaparkan manfaat AI bagi guru, termasuk otomatisasi tugas rutin, personalisasi pembelajaran, dan peningkatan efisiensi waktu. AI juga dapat mendukung penilaian, penyediaan materi pembelajaran tambahan, dan memberikan umpan balik yang lebih cepat dan akurat. Namun, Pak Wili juga mengingatkan akan potensi sisi negatif AI, yaitu dapat mengurangi kemampuan berpikir kritis jika tidak digunakan dengan bijak. Beberapa platform AI yang diperkenalkan kepada peserta workshop antara lain Gamma AI, ChatGPT, dan Turnitin. (Paje)