Cerpen : Lembur ( Theresia Reinata Kasman Siswi SMKN 1 Labuan Bajo)

Lembur

Theresia Reinata Kasman

SMKN 1 Labuan Bajo

 

Aku duduk terdiam dalam keheningan di meja belajarku. Di tengah larutnya malam yang menyelimuti bumi, aku kembali menghela napas untuk yang kesekian kalinya. Hal ini terjadi lagi. Ayahku belum juga pulang dari rutinitasnya. Sudah terhitung tiga bulan ayah selalu pulang larut malam. Ketika kutanya apa alasanya, ayah selalu menjawab ada lembur. Lagi dan lagi jawaban yang sama, sudah bosan aku mendengarnya.

Karena itu pula, makanan yang selalu kusiapkan untuk ayah di meja makan hampir tak pernah dimakan. Akupun harus selalu makan sendirian, hingga kadang harus kubuang sisanya karena tak dimakan. Bahkan pernah aku tak memasak sama sekali karena tak ingin membuang-buang makanan itu. Namun karena selalu teringat ayah, aku tetap menyiapkannya walau berakhir kecewa.

Ayahku memang seorang pekerja kantoran. Sejak kecil aku sudah tahu hal itu. Ibu pernah berkata padaku jika ayah memiliki pekerjaan lain, namun semenjak ibuku menutup usia tiga bulan yang lalu, ayahku mulai jarang kutemui di rumah. Ayah yang biasanya berangkat pukul tujuh pagi dan pulang petang, kini pergi sebelum matahari terbit dan pulang ketika aku sudah berada dalam alam mimpi. Aku kesepian.

Tak berselang lama, ayah pun pulang. Aku merasa sedikit lega karena bisa melihat ayah, walaupun dengan wajah yang terlihat lelah. Namun ada yang aneh, ayah tak menyapaku sama sekali, hanya tersenyum kecil ke arahku dan langsung masuk ke kamarnya. Tiba-tiba ponselku berdering. Kulihat nama bibiku tertera di sana.

’’Halo nak..’’

’’Iya bi, ada apa telepon malem-malem?’’

’’Bibi mendapat kabar, ayahmu mengalami kecelakaan dan meninggal di lokasi pukul 23.00 tadi, saat akan menjemput penumpang ojeknya.’’ Aku yang mendegar hal yang tak masuk akal itu pun tertawa kecil ’’hahaha bibi ini bicara apa sih? Itu tidak mungkin, ayah baru saja sampai di rumah. Aku sendiri melihatnya masuk kamar, Bi.’’ Karena masih tak percaya, aku pun lari mengecek kamar ayah. Dan tenyata benar, ayah tak ada di sana.

 

0 Komentar

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Inputan yang harus diisi ditandai *