Berita SMK Negeri 1 Labuan Bajo. Bunyi gong dan gendang mengalun merdu, mengiringi hentakan kaki dan nyanyian Sanda/Mbata yang khas. Suasana penuh semangat ini menyelimuti lingkungan belajar SMKN 1 Labuan Bajo, saat para siswa menggelar karya proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) dengan tema kearifan lokal. Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari upaya sekolah dalam melestarikan budaya Manggarai dan menanamkan nilai-nilai luhur kepada peserta didik.
Dalam kegiatan P5 kali ini, SMKN 1 Labuan Bajo mengangkat tiga topik utama yang berkaitan dengan kearifan lokal Manggarai, yaitu Torok Tae, Nunduk, dan Sanda/Mbata. Torok Tae merupakan tuturan adat yang berisi pesan, nasihat, atau permohonan, sedangkan Nunduk adalah cerita rakyat yang sarat akan nilai-nilai moral. Sementara itu, Sanda/Mbata adalah tradisi adat yang diungkapkan dalam bentuk nyanyian sebagai ungkapan syukur atas hasil panen.
Kepala SMKN 1 Labuan Bajo, Ibu Viktoria Timung Wulang, atau akrab disapa Ibu Tori, menyampaikan bahwa kegiatan P5 ini merupakan upaya sekolah untuk mengingatkan para siswa akan pentingnya melestarikan budaya sebagai bagian dari identitas diri. "Kearifan lokal adalah warisan yang sangat berharga. Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya Manggarai pada peserta didik," ujar Ibu Tori.
Senada dengan Ibu Tori, Koordinator P5 SMKN 1 Labuan Bajo, Bapak Maximus Diamat, atau akrab disapa Pak Max, mengungkapkan bahwa pemilihan tema kearifan lokal dalam P5 ini sejalan dengan tujuan Kurikulum Merdeka untuk memperkuat profil pelajar Pancasila. "Dengan mempelajari kearifan lokal, siswa tidak hanya menguasai pengetahuan tentang budaya, tetapi juga mengembangkan karakter yang baik," jelas Pak Max.
Untuk menyukseskan kegiatan P5 ini, seluruh wali kelas X dan XI dilibatkan dalam pembentukan tim P5. Mereka berperan dalam memberikan bimbingan dan pendampingan kepada siswa dalam merancang dan melaksanakan proyeknya.
Salah satu siswa, Annata Natalia Sartika, mengungkapkan bahwa melalui kegiatan P5 ini, dirinya semakin memahami pentingnya melestarikan budaya Manggarai. "Saya dan kelompok saya memilih topik Torok Tae (Tudak Paca). Untuk mendalaminya, kami mencari informasi dari berbagai sumber, termasuk YouTube. Dari kegiatan ini, saya belajar bahwa budaya Manggarai adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita," ujar Sartika.
Kegiatan P5 dengan tema kearifan lokal yang diselenggarakan oleh SMKN 1 Labuan Bajo mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Bapak Wihelmus Jepapu, seorang tenaga kependidikan di sekolah tersebut, menilai bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi siswa. "Kegiatan ini dapat mendidik siswa sebagai generasi penerus adat dan budaya Manggarai. Saya yakin, setelah lulus dari SMKN 1 Labuan Bajo, mereka akan menjadi duta budaya Manggarai di mana pun mereka berada," ungkap Bapak Wihelmus.
Sementara itu, Bapak Arianto Usman, Wali Kelas XI ULP 2, mengungkapkan bahwa kegiatan P5 berjalan dengan sangat baik. "Semua siswa menampilkan proyeknya dengan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa mereka telah memahami materi yang disampaikan," ujar Bapak Arianto.
Selain melestarikan budaya, kegiatan P5 juga memberikan banyak manfaat bagi peserta didik. Mereka dapat mengembangkan berbagai keterampilan, seperti keterampilan berkomunikasi, bekerja sama dalam kelompok, serta kreativitas. Selain itu, kegiatan ini juga dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam menampilkan hasil karya di depan umum.
Diharapkan kegiatan P5 dengan tema kearifan lokal ini dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam melestarikan budaya, diharapkan generasi muda dapat tumbuh menjadi generasi yang berkarakter, berbudaya, dan cinta tanah air. (Paje)
0 Komentar
Belum ada komentar.