Resensi Buku :
The Gloomy Girl (Buku 1)
IDENTITAS RESENSATOR :
Nama | : Noventus Blasius Antol Saputra Ndua |
Asal Sekolah | : SMK Negeri 1 Labuan Bajo |
Alamat Sekolah |
: Jln. Raymundus Rambu No.1, Ds. Batu Cermin, Kec. Komodo, Kab.Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur |
Alamat E-mail | : gabrieltanjuk26@gmail.com |
IDENTITAS BUKU :
Judul Buku | : The Gloomy Girl (Buku 1) |
Nama Pengarang | : Eka Fitriah Nurrahmah |
Penerbit | : PT. Elex Media Komputindo |
Tahun Terbit | : 2021 |
Jumlah Halaman | : 170 Halaman |
A. PENDAHULUAN
Kisah Vey, gadis “Introvert” yang kerap menjadi sasaran bullying oleh orang-orang di sekitarnya. Dianggap sebagai gadis kaku karena jarang tersenyum, hingga tiba dimana seorang murid laki-laki baru saja pindah ke sekolah Vey. Hari-hari Vey yang semula suram menjadi mulai berwarna oleh kehadiran si murid baru. Kehidupan yang ironis dijalani oleh Vey di masa SMA, membuat kita sebagai pembaca penasaran dengan kisah Vey di seri buku selanjutnya.
Buku ini memiliki cerita yang ringan dan mengangkat isu bullying yang sering terjadi di kehidupan anak-anak remaja. Buku ini sangat cocok dibaca saat mengisi waktu luang. Penulis menggunakan bahasa yang lekat dengan kehidupan sehari-hari, menjadi nilai plus bagi buku ini.
The Gloomy Girl, punya cara tersendiri dalam memikat hati pembacanya. Cover buku yang dipublikasikan secara garis besar menampilkan bagaimana watak si tokoh utama. Dengan ketebalan 170 halaman, penulis dapat dengan baik menampilkan seluruh ilustrasi tokoh yang dibangun dalam cerita hanya dengan tulisannya. Cara penulis mengilustrasikan setiap peristiwa yang Vey alami, turut membuat pembaca seolah-olah menyaksikan kejadian tersebut secara langsung.
Sama halnya dengan buku novel remaja pada umumnya, penulis juga memasukan kisah asmara anak remaja. Sang tokoh utama dihadapkan dengan cinta segitiga yang menyulitkan kehidupannya. Sebagai gadis yang tertutup dan jarang bergaul, tentunya merasa shock dengan segala kejadian yang tidak ia pernah sangka datang secara tiba-tiba.
B. RINGKASAN ISI
Verina, atau akrab disapa Vey, adalah seorang gadis murung dan memiliki kecenderungan untuk menyendiri. Hal ini membuat ia memiliki kesan suram hingga menjadi korban bullying oleh orang di sekitarnya, khusus teman-teman sekolahnya. Vey memiliki alasan mengapa ia bersikap dingin kepada orang-orang di sekitarnya. Hingga suatu hari, seorang murid baru pindah ke sekolah Vey. Ia merasa kedatangan si murid baru akan menjadi mimpi buruk baginya. Apalagi mereka akan menjadi teman sebangku. Setiap hari si murid baru mencoba untuk membuka pintu hati Vey, segala cara ia halalkan agar Vey bisa menerimanya sebagai seorang teman.
Murid baru berhasil membuka hati Vey, hingga mereka lengket bagaikan perangko. Akan tetapi tidak dengan senyuman Vey. Dia tetap bersikap datar kepada siapapun termasuk pada Murid baru. Si murid baru bingung dengan sikap Vey yang tak kunjung berubah, ia khawatir akan hubungan persahabatan mereka ke depan. Seiring berjalannya waktu terkuaklah rahasia besar Vey, mengapa Ia selalu bersikap dingin kepada orang lain, tanpa ada raut ekspresi di wajahnya.
Kehidupan penuh ironi juga dirasakan oleh Vey dalam lingkup keluarganya. Setelah kepergian Ayahnya setahun yang lalu, hubungan Vey dan Ibunya menjadi renggang karena ibunya sibuk bekerja. Tidak hanya itu, Vey juga harus dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa ia akan memiliki saudari tiri karena ibunya akan menikah lagi. Tidak mudah bagi Vey untuk hidup bersama orangtua sambungnya, apalagi perlakuan kasar yang dilakuakan saudari tirinya kepada Vey yang membuatnya merasa muak dengan keluarga barunya. Namun Vey berusaha tetap bertahan demi kebahagiaan sang Ibu.
Kisah cinta juga tersaji dalam buku ini, Kehidupan Vey sebagai seorang yang kaku dan suka menyendiri dihadapkan dengan kisah cinta segitiga, Disaat kehidupan Vey semakin hari semakin baik, Vey dikejutkan dengan pernyataan cinta oleh sahabat barunya itu. Tidak hanya itu, si pembully tiba-tiba berperilaku baik kepadanya dan tidak mengganggunya lagi, membuat Vey bingung dalam menyikapi perlakuan dari kedua laki-laki tersebut.
C. ANALISIS DAN EVALUASI
Keunggulan Buku:
Buku ini menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami oleh pembaca. Selain itu alur cerita yang disajikan berjalan beruntun, dari awal hingga akhir cerita. Sehingga jalan ceritanya ringan dan mudah dipahami oleh pembaca.
Selain itu, cerita yang disuguhkan sangat sesuai dengan kehidupan kita, apalagi bagi para pembaca yang sedang menjalani masa-masa remajanya, pasti sangat bersemangat mengikuti kisah Vey di buku ini.
Penulis dengan lihainya mengilustrasikan setiap tokoh di dalam buku ini. Hasilnya saya sebagai seorang pembaca cukup takjub dengan cerita pada buku ini, tanpa ada hambatan saya dapat memahami dengan mudah apa yang ingin penulis sampaikan dalam buku The Gloomy Girl.
Cover buku ini juga kurang lebih telah menjelaskan bagaimana watak Vey dalam ceritanya. Kisah Asmara pun tak luput dari buku ini, membuat kita sebagai pembaca penasaran kisah Vey di buku selanjutnya.
Kelemahan Buku:
Pada buku ini, seringkali kita jumpai sisipan percakapan yang menggunakan bahasa Inggris disetiap dialog antar tokoh. Hal ini membuat pembaca mengeluarkan usaha lebih lagi untuk memahami maksud dari percakapan tersebut, khususnya bagi pembaca yang tidak fasih dalam berbahasa Inggris. Selain itu, latar belakang setiap tokoh di dalam cerita ini kurang diangkat dalam buku. Hal ini membuat kurangnya terbangun relasi antara tokoh itu sendiri dengan kita sebagai pembaca.
Selain itu, kelemahan buku ini teletak pada ketersediaannya yang terbatas, karena hanya dapat diakses di aplikasi Gramedia Edukasi saja. The Gloomy Girl menyajikan kisah Vey dengan 2 buku yang berbeda, hal ini juga menjadi kelemahan bagi seri buku ini
D. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kisah Vey yang disuguhkan di dalam buku ini, memiliki konflik yang unik dan dapat dinikmati oleh pembaca sebagai selingan dikala kegiatan produktif, khususnya bagi anak muda. Kisah bullying yang dialami oleh Vey, dapat menjadi pelajaran bagi kita, betapa bahayanya tindakan bullying di lingkungan sekolah, terutama dampak yang dirasakan oleh korban. Kita sebagai pembaca diharapkan dapat menyikapi tindakan bullying seperti ini dan belajar untuk menerima mereka yang berbeda dengan kita.
Setelah membaca buku The Gloomy Girl seri pertamanya saya dapat mengambil keputusan untuk merekomendasikan buku ini kepada pembaca kalangan anak muda. Dilihat dari konten yang ada di dalam buku, dipastikan mereka sebagai pembaca saya anggap matang sebagai seorang pribadi yang bijak saat membaca buku ini. Untuk memudahkan pembaca dalam memilih buku bacaan yang baik dan bagus bagi mereka, saya memberikan rating 7 dari 10. Penilaian ini saya ambil berdasarkan pendapat saya setelah meninjau kelebihan dan kekurang buku The Gloomy Girl seri yang pertama.
0 Komentar
Belum ada komentar.