Opini Kreatif : Rendahnya Minat Baca di SMK Negeri 1 Labuan Bajo ( Bernadetha Padma Juliani )

Rendahnya Minat Baca di SMK Negeri 1 Labuan Bajo: Tantangan dalam Menyongsong Generasi Emas Indonesia 2045

Bernadetha Padma Juliani

SMK Negeri 1 Labuan Bajo

 

            Membaca merupakan kegiatan atau proses memahami isi suatu bacaan. Kegiatan ini bermanfaat untuk memampukan seseorang memperoleh informasi, ilmu pengetahuan dan pengalaman- pengalaman baru yang belum pernah didapatkan sebelumnya.

 Saat ini kegiatan membaca dikalangan pelajar tidak digemari dan menjadi hal yang dirasakan tidak penting. Hampir semua sekolah mengeluh tentang kurangnya minat baca peserta didik, salah satunya adalah SMK Negeri 1 Labuan Bajo, yang berada di Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Berdasarkan Raport Pendidikan SMK Negeri 1 Labuan Bajo dan pengamatan para guru, minat baca di SMK Negeri 1 Labuan Bajo masih rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai ulangan serta ujian yang diperoleh peserta didik. Selain itu masih ditemukan,  banyak peserta didik yang tidak bisa membaca dengan baik, serta dalam berbagai kegiatan lomba seperti membuat karya ilmiah dan pidato SMK Negeri 1 Labuan Bajo belum mendapatkan apresiasi. Persoalan ini tentunya dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang semakin pesat. Adanya teknologi ponsel pintar membuat peserta didik SMK Negeri 1 Labuan Bajo menyepelekan pentingnya membaca.  Mereka tidak mampu untuk memanfaatkan teknologi ini dengan benar. Jika peserta didik SMK Negeri 1 Labuan Bajo diberikan pilihan antara membaca buku selama 15 menit atau bermain gadget, tentu saja mereka akan lebih memilih untuk menghabiskan waktu mereka dengan bermain gadget. Alih-alih membaca buku meski hanya sebentar. Sangat disayangkan bahwa peserta didik SMK Negeri 1 Labuan Bajo lebih suka menghabiskan waktu mereka untuk menonton video atau bermain game yang tentunya tidak memiliki manfaat.

Peristiwa ini membutuhkan tindakan yang tegas, karena ini bukan hanya sebuah peristiwa kecil tetapi merupakan sebuah ancaman yang besar. Bukankah kualitas peserta didik di SMK Negeri 1 Labuan Bajo akan dipertanyakan? Peristiwa ini memunculkan pertanyaan, jika literasi di SMK Negeri 1 Labuan Bajo masih tetap rendah, lantas apakah peserta didik mampu mencapai gerakan “Menyambut Generasi Emas Indonesia 2045?”  Atas dasar pertanyaan jawabannya tentu saja mampu. Namun diperlukan kesadaran dari diri dari peserta didik dan dukungan serta dorongan dari pihak sekolah terutama para guru. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah dan para guru di SMK Negeri 1 Labuan Bajo demi menyongsong peserta didik dalam menyambut generasi emas Indonesia 2045. Salah satu caranya yaitu SMK Negeri 1 Labuan Bajo perlu menerapkan program membaca setidaknya 15 menit sebelum pelajaran dimulai dan sekolah juga harus memiliki koleksi buku yang menarik dan relevan untuk peserta didik, termasuk buku-buku digital yang dapat diakses melalui ponsel peserta didik. Para guru di SMK Negeri 1 Labuan Bajo harus mulai mengenalkan peserta didik pada aplikasi atau platform membaca digital seperti Gramedia Digital, Wattpad, atau Perpustakaan Digital Nasional.

Setelah dilakukan wawancara, kepala perpustakaan SMK Negeri 1 Labuan Bajo mengaku prihatin atas rendahnya minat baca peserta didik di SMK Negeri 1 Labuan Bajo. Beliau memberikan pernyataan bahwa peserta didik biasanya datang atau berkunjung di perpustakaan hanya ketika disuruh oleh guru untuk meminjam buku mata pelajaran yang akan dipelajari pada hari itu. Namun, buku yang  dipinjam pun tentu sudah pasti hanya akan menjadi pajangan semata karena tidak akan dibaca.

Dampaknya peserta didik tidak mampu untuk berpikir kritis dan bermental instan ketika mengerjakan tugas. Peserta didik cenderung menyalin dan menempel jawaban yang didapatkan dari sumber digital ponsel. Terutama dengan munculnya teknologi AI (kecerdasan buatan), peserta didik menjadi semakin bermental instan, karena kecerdasan buatan ini menyuguhkan semua kebutuhan peserta didik untuk menjawab pertanyaan, selanjutnya akan disalin tanpa pemahaman lebih lanjut. Benar-benar miris bukan? Sekolah yang diberi gelar sebagai “Sekolah Favorit” di Manggarai Barat memiliki peserta didik yang minat membaca masih rendah.

Ada beberapa faktor juga yang menjadi penyebab dari kurangnya minat membaca peserta didik di SMK Negeri 1 Labuan Bajo. Faktor yang pertama yaitu peserta didik cenderung lebih fokus pada keterampilan praktis dan teknis. Peserta didik sering kali berpikir bahwa kegiatan membaca tidak sejalan dengan karier di masa depan. Hal ini diperburuk dengan kurangnya pemahaman bahwa membaca sangat penting dalam dunia kerja, dimana kemampuan membaca atau menyusun laporan sangat diperlukan.

Faktor yang kedua yaitu lingkungan, faktor ini berperan penting. Jika sekolah dan rumah tidak mendorong budaya membaca peserta didik, maka peserta didik menjadi malas dan tidak tertarik untuk mengembangkan minat membaca. Peserta didik di SMK Negeri 1 Labuan Bajo juga cenderung nyaman dengan pertemanan yang tidak mendukung dalam hal- hal positif. Dengan lingkungan pergaulan seperti itu, peserta didik lainnya terpengaruh dan sulit untuk keluar dari zona nyaman. Untuk melakukan hal- hal positif dan bermanfaat bagi diri sendiri, peserta didik selalu memiliki alasan untuk tidak melaksanakannya, apalagi diminta untuk membaca dan menulis.

Faktor yang ketiga yaitu kehadiran teknologi telepon pintar yang menjadi pedang bermata dua bagi peserta didik di SMK Negeri 1 Labuan Bajo. Disatu sisi kehadiran teknologi ini memberikan dampak positif, yaitu mempermudah peserta didik dalam mengakses informasi yang tidak terbatas, dan disisi lain kehadiran teknologi memberikan dampak negatif yang sangat besar, penggunaan teknologi yang tidak terarah dapat mengalihkan perhatian peserta didik dari kegiatan membaca ke hiburan semata, seperti menonton atau bermain game bahkan menyaksikan video yang tidak senonoh.

Rendahnya minat baca di SMK Negeri 1 Labuan Bajo menjadi persoalan serius yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Hal ini mengancam kualitas generasi muda yang akan bersaing di masa depan. Teknologi yang seharusnya menjadi alat pendukung pembelajaran malah menjadi penyebab rendahnya minat membaca di SMK Negeri 1 Labuan Bajo, tentunya hal ini dikarenakan  kurangnya pemanfaatan teknologi tersebut secara bijak.

Mari kita bersama-sama meningkatkan budaya membaca. Orang tua dan pihak sekolah harus bersinergi dalam menciptakan kegiatan - kegiatan menarik yang mampun mendorong peserta didik untuk mencintai buku. Peserta didik perlu disadarkan tentang betapa pentingnya  membaca demi masa depan. Mari kita semua wujudkan generasi Indonesia yang cinta buku, cerdas, berpikir kritis, dan berkarakter, demi menyongsong gerakan “Menyambut Generasi Emas Indonesia 2045” untuk generasi muda Indonesia yang lebih baik.

 

 

 

0 Komentar

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Inputan yang harus diisi ditandai *