Promosi Panggilan Kongregasi SMM dan DW Kepada Siswa/i Kelas XII SMKN 1 Labuan Bajo

Pada tanggal 14 Januari 2023, Kongregasi Serikat Maria Montfortan (SMM) dan Putri-Putri Kebijaksaan (DW) melakukan promosi panggilan kepada siswa/siswi kelas XII SMKN 1 Labuan Bajo. Kegiatan promosi panggilan (bless life) bertempat di Aula SMKN 1 Labuan Bajo dan dihadiri oleh Suster Ica, Suster Yasinta dari DW (daughters of Wisdom) dan Pater Bordias, Aris (aspiran), Fan (aspiran) dan Marsel (aspiran) dari SMM. Kegiatan promosi panggilan dipandu oleh Bapak Karolus Nisa, S.Pd selaku Waka Humas SMKN 1 Labuan Bajo.

Pemandu kegiatan memberi kesempatan pertama kepada Suster Yasinta untuk menjelaskan terkait Kongregasi DW kepada peserta didik semester 6 atau semester akhir. Suster Yasinta menjelaskan bahwa Kongregasi Putri-Putri Kebijaksanaan adalah sebuah kongregasi apostolik yang didirikan oleh Santo Louise Marie Grignion de Montfort pada tanggal 2 Februari 1703 di Poitiers, Prancis. Suster Marie Louise dari Yesus adalah suster pertama Putri-Putri Kebijaksanaan. Lebih lanjut, Suster Yasinta menyampaikan bahwa “kami dipanggil oleh Kristus Sang Kebijaksanaan untuk hidup berkomunitas serta mencari dan menyatakan Dia dimanapun kami berada”. “Jika kamu tidak mengambil resiko untuk Tuhan, Kamu tidak melakukan sesuatu untuk Dia (If you don't take a risk for God you don't do anything great for Him)” jelas Suster Yasinta mengutip kata pendahulunya “St Louis Marie de Montfort”. 

Misi Putri-Putri Kebijaksanaan, Suster Yasinta menjelaskan dipanggil untuk menyatakan cinta Sang Kebijaksanaan yang mengelora, yang menunjukan sebuah jalan menuju kebahagian sejati untuk semua orang. Kekhasan misi DW untuk Gereja dan dunia yaitu menyebarkan misteri inkarnasi dan menghidupi semangatnya. Apostolik DW, Suster Yasinta menjelaskan berkomitmen dalam mendukung pengembangan pribadi seutuhnya melalui pendidikan, kesehatan, kegiatan pastoral dan kegiatan sosial lainya yang berkaitan dengan karisma kongregasi. 

Tahap formasi Montfort Sisters, Suster Yasinta menyebutkan bahwa pertama, tahap datang dan melihat; kedua, tahap aspiran; ketiga, tahap Pre-Novis; keempat, tahap Novisiat; dan kelima, tahap Masa Yunior. Di akhir materi terkait DW,Suster Yasinta mengajak siswi yang merasa terpanggil masuk kongregasi DW bisa datang langsung ke Biara Putri -Putri Kebijaksanaan di Tenda, Jln. Gewak 1, Tromolpos 801, Ruteng. Biara putri-putri kebijaksanaan paroki Montfort Poco.

Setelah menyampaikan promosi panggilan dari Biara Putri-Putri  Kebijaksanaan, pemandu kegiatan, Bapak Karolus memberi kesempatan kepada Pater Bordias dari kongregasi SMM. Kegiatan promosi panggilan SMM diawali dengan menyanyikan lagu berjudul “Jangan Takut” yang dibawakan oleh kelompok aspiran dari SMM. Pater Bordias menjelaskan SMM adalah kepanjangan dari Serikat Maria Montfortan, yang didirikan oleh Santo Louis Marie Grignion de Montfort atau dikenal dengan nama Santo Monfort (1673-1716). la berasal dari Negara Perancis, yakni di daerah Montfort-sur-Meu. la sangat mencintai Maria dan berdevosi secara sungguh kepada Bunda Maria sebagai jalan mudah kepada Yesus lewat pembaktian diri yang sempurna. Beliau adalah Guru spriritualitas Marial sebagaimana yang dikatakan oleh Paus Yohanes Paulus II dalam enskliknya, yakni Redemtoris Mater. 

Semangat dasar SMM, Pater Bordias menjelaskan semangat Maria sebagaimana yang telah diwariskan oleh Bapa pendiri SMM, Santo Montfort. Itulah sebabnya, para Montfortan (sebutan para pengikut Santo Montfort) mengenakan atribut yang bercorak Marial, seperti jubah putih, tali single berwarna hitam dan rosario besar.Jubah Putih melambangkan kekudusan, Tali single dengan tiga simpul melambangkan keterikatan pada ketiga ikrar suci, yakni keperawanan, kemiskinan dan kepatuhan. Rosario besar selalu dan di mana-mana mengingat misteri karya keselamatan dari Yesus Kristus Tuhan dalam doa yang berkobar di dalam dan bersama Bunda Maria tentang peristiwa rosario suci (seperti Saint Montfort menggunakan rosario besar selama hidupnya). Mulai SMM di Indonesia Pater menjelaskan sejak 1939 dan banyak dipusatkan pada karya-karya pastoral dan pada umumnya karya-karya SMM terarah pada mewartakan Kerajaan Yesus melalui Maria. 

Perutusan, Pater Bordias menjelaskan bahwa Montfortan diutus bukan hanya di Indonesia saja, tapi banyak imam Monfortan Indonesia yang sudah berkarya di seluruh dunia, misalnya di Prancis, tempat asal St. Montfort, Equador, Papua New Guinea, dan akan menyusul ke Amerika Selatan. Sekarang para biarawan Montfortan berkembang di Indonesia. Mereka berkarya diberbagai tempat di Indonesia seperti Bandung, Malang, Ruteng, Flores, Kalimantan Barat (Sintang) dan beberapa tempat lain di Indonesia.

Adapun karya-karya SMM, Pater Bordias menjelaskan bahwa terdiri dari 2 bentuk bidang karya yakni: Parokial dan Kategorial. Di bidang Parokial SMM berkarya di Keuskupan Sintang (4 Paroki), Keuskupan Malang (1 Paroki), Keuskupan Palangkaraya (2 Paroki) dan Pontianak (1 Paroki). Di bidang Kategorial SMM berkarya di pembinaan umat, seperti: Retret, Rekoleksi, Pembinaan iman orang muda, Pembinaan iman kaum remaja, KPPK dan MISI umat (berkeliling dari stasi-stasi dalam pembinaan iman di paroki- paroki dalam sebuah tim katekese umat). 

Tahap-tahap pendidikan/formasi SMM, Pater Bordias menyebutkan, yaitu Pertama, Aspiran (1 Tahun): utuk calon dari sekolah umum atau non seminari; Kedua, Masa postulat dan novisiat (2 tahun): mengolah diri dan mendalami Karisma dan Spiritualitas Montfortan; Ketiga, Skolastikat (4 tahun); Keempat, Tahun orientasi Pastoral (2 tahun); Kelima, Skolastikat S2 (2 tahun); Keenam, Praktek diakonat (kurang lebih 1 tahun); dan Ketujuh, Tahbisan imamat. 

Syarat-syarat menjadi Montfortan, Pater Bordias menyebutkan yaitu Pertama, Surat Lamaran/Lamaran Kandidat (digambar tangan); Kedua, Surat baptis terbaru (tidak lebih dari 6 bulan) beserta 2 lembar fotocopynya; Ketiga, Surat krisma dan 2 lembar fotocopynya; Keempat, Surat rekomendasi dari pastor paroki; Kelima, Surat keterangan dari pimpinan seminari menengah; Keenam, Ijazah asli/STTB dan NEM asli beserta 10 lembar fotocopy yang sudah dilegalisir; Ketujuh, Rapor SLTA asli dan fotocopy mulai dar kelas 1-III yang dilegalisir; Kedelapan, Pas foto hitam putih dengan baju putih polos berkerah ukuran 3x4 (10 lembar) dan 2x3 (l0 lembar); Kesembilan, Akte kelahiran atau kenal lahir asli dengan 3 lembar fotocopynya; Kesepuluh, Surat izin/keterangan orang tua dengan diketahuil/dicap ketua stasi/lingkungan; Kesebelas, urat keterangan Kesehatan terbaru dari dokter bebas hepatitis b dan HIV; Kedua belas, Surat keterangan pindah dari kecamatan asal; Ketiga belas Data keluarga atau sisilah keluarga tiga generasi; dan Keempat belas, Surat bukti kewarganegaraan diri/ orang tua (jika ada). 

Setelah menjelaskan terkait kongregasi SMM oleh Pater Bordias, kegiatan dilanjutkan dengan sesi pertanyaan dan berbagi pengalaman serta kesaksian tentang perjalanan lika liku masuk SMM oleh ketiga aspiran SMM. Diakhir kegiatan promosi panggilan, Pater Bordias mengajak siswa yang merasa terpanggil menjadi Montfortan bisa datang langsung ke SMM berlamat Nggorang, Labuan Bajo, Manggarai Barat. IF YOU DON'T TAKE A RISK FOR GOD, YOU DON'T DO ANYTHING GREAT FOR HIM. (Paje)

0 Komentar

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Inputan yang harus diisi ditandai *