Pancasila Hidup dalam Keseharian, Bukan Sekadar Hafalan: Amanat Upacara Bendera SMKN 1 Labuan Bajo

Berita SMK NEGERI 1 LABUAN BAJO-- Upacara bendera setiap hari Senin di SMKN 1 Labuan Bajo memiliki makna khusus, bukan hanya sebagai rutinitas, melainkan juga sebagai wadah pendidikan karakter. Tradisi pembina upacara yang dilakukan secara bergilir oleh guru-guru memberikan warna tersendiri. Hari ini, Senin,(22/09/2025) upacara dipimpin oleh Bonevasius Hendra, yang akrab disapa Pak Hendra, selaku guru mata pelajaran Pancasila.

Dalam amanatnya, Pak Hendra menegaskan bahwa Pancasila tidak cukup hanya dihafal, melainkan harus diamalkan dalam kehidupan nyata, baik sebagai pelajar maupun sebagai warga negara. “Pancasila adalah dasar negara. Ia lahir melalui proses panjang, mulai dari sidang BPUPKI hingga perumusan final oleh para pendiri bangsa. Kita tidak akan memahami makna Pancasila jika tidak mempelajari sejarah lahirnya,” ujarnya.

Beliau menekankan bahwa nilai-nilai Pancasila selaras dengan karakter bangsa Indonesia yang beragam, sehingga penerapannya harus nyata dalam keseharian, bukan hanya retorika.

Pak Hendra mengajak siswa untuk memahami sila pertama tentang Ketuhanan Yang Maha Esa dengan menekankan pentingnya toleransi antarumat beragama. Ia menyinggung fenomena penistaan agama yang kerap muncul di media, dan menegaskan bahwa hal itu bertentangan dengan semangat Pancasila.

Sementara pada sila kedua, ia menyoroti isu kemanusiaan, khususnya praktik perundungan (bullying) di lingkungan sekolah. Menurutnya, setiap siswa wajib menghormati hak asasi manusia tanpa memandang perbedaan fisik, suku, atau latar belakang.

Dalam penjelasan tentang sila ketiga, Pak Hendra mencontohkan wujud persatuan Indonesia melalui penghormatan bendera, menyanyikan lagu kebangsaan, hingga tindakan sederhana seperti menjaga kebersihan sekolah. “Bela negara bukan hanya angkat senjata, tetapi juga disiplin, peduli lingkungan, dan menjaga nama baik sekolah,” jelasnya.

Pada sila keempat, beliau menekankan makna demokrasi sebagai kedaulatan rakyat. Diskusi di kelas dan pengambilan keputusan bersama adalah contoh kecil dari pengamalan demokrasi di tingkat pelajar. 

Mengakhiri amanatnya, Pak Hendra mengupas sila kelima tentang keadilan sosial. Ia menekankan bahwa Indonesia adalah negara hukum, di mana setiap warga, termasuk pemimpin, harus taat aturan. Nilai keadilan, menurutnya, harus tercermin dalam kebijakan pemerintah maupun sikap sehari-hari warga negara.

“Untuk menjadi manusia Pancasilais sejati, kita harus mengurangi sifat egois dan selalu mendahulukan kepentingan bersama,” pungkasnya.

Upacara bendera kali ini menjadi ruang refleksi penting bagi siswa SMKN 1 Labuan Bajo. Melalui amanat Pak Hendra, nilai-nilai Pancasila tidak lagi dipandang sebatas hafalan di buku teks, tetapi sebagai pedoman hidup yang aktual, relevan, dan kontekstual. (Paje/Paulus Jehamat)

0 Komentar

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Inputan yang harus diisi ditandai *